CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Kamis, 29 Januari 2009

INFERTILITAS DAN PERAN PERAWAT

Oleh : Atun Raudotul Ma’rifah, S.Kep.,Ns *

Latar Belakang

Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang meliputi pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan masalah reproduksi, diantaranyamengenai infertilitas. Masalah ini sangat menakutkan bagi pasangan yang menginginkan keturunan, dan masalah ini menjadi lebih kompleks karena melibatkan semua aspek biopsikososial spiritual, sehingga perlu managemen yang baik, yang mampu mengurangi tingkat stress pada pasangan yang mengalaminya. Hal ini merupakan tugas dan peran perawat dalam pelayanannya.

Insiden
Memperoleh anak sering menjadi pilihan yang perlu pertimbangan, banyak pasangan yang menghentikan penggunaan kontrasepsi dan ingin hamil setelah 5-6 bulan intercourse tanpa kontrasepsi. 70-80 % wanita bisa hamil tetapi 15 % wanita tidak bisa hamil.
Angka pasangan infertil meningkat dalam beberapa tahun ini sekitar 10-15 %. Normalnya pasangan dapat hamil dalam 6 bulan 60 %, dalam 2 bulan pertama 25 %, 75 % dalam 9 bulan, 80 % dalam satu tahun, 90 % dalam 18 bulan.

Definisi
Infertilitas : tidak terjadi konsepsi dalam satu tahun intercourse tanpa kontrasepsi
Infertilitas primer : tidak pernah terjadi kehamilan
Infertilitas sekunder : telah mengalami sekali kehamilan tetapi dalam waktu berikutnya tidak pernah terjadi lagi
Infertilitas relatif ; suatu kondisi yang menghalangi atau menunda kehamilan, tapi masih bisa dikoreksi
Steril ; tidak pernah terjadi konsepsi dan disebabkan oleh faktor yang tidak bisa diperbaiki

Efek Psikologis
Spesialis infertilitas harus waspada dan peka terhadap stress psikologis yang berhubungan dengan infertilitas. Harapan dari keluarga dan teman, hilangnya harga diri yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi fungsi dasar ini. Stress yang berkaitan dengan hubungan perkawinan dan seksual, dan ketidakmampuan pasangan itu untuk merencanakan kehidupan pribadi dan kariernya semua ikut memberi dampak emosional pada keadaan itu. Pada saat yang sama, pasangan dapat ditentramkan bahwa selain efek pada libido dan kadang-kadang anovulasi yang berlangsung singkat, tidak terbukti adanya efek tekanan psikologis yang bermakna pada fertilitas. Hubungan suportif dengan dokter, pembahasan yang gamblang mengenai sifat berbagai terapi yang kadang-kadan lama, harapan yang realistik terhadap prognosisnya, dan keikutsertaan dalam kelompok pendukung misalnya pemecahan masalah, semua membantu pasangan ini untuk menyesuaikan diri terhadap keadaannya.

Penilaian Dasar
Evaluasi dan terapi dapat dimulai lebih awal bila cacat yang nyata dikenali, atau evaluasi dan terapi itu dapat ditunda, contohnya bila dikenali adanya faktor coitus (senggama) yang dapat dikoreksi, misalnya jarang berhubungan seksual. Biasanya 6 sampai 8 bulan pertama dari evaluasi radiologik untuk keadaan tuba yang patent (Histerosalpingogram/HSG).

Prognosis
Tanpa terapi, angka konsepsi spontan menurun pada pasangan yang tak subur. Karena itu, terapi ditujukan untuk meningkatkan angka itu disamping kemungkinan konsepsi, sayangnya, sebagian besar regimen terapeutik didasarkan pada pengalaman klinik kolektif dan bukan percobaan klinik terkontrol. Dengan evaluasi yang menyeluruh dan penerapan jenis terapi saat ini dengan pembuahan in vitro (INF) atau transfer ovum, 50 sampai 60 % pasangan yang tak subur akan mengalami konsepsi. Dengan penggunaan teknik yang belakangan ini secara penuh diharapkan bahwa sebagian besar pasangan yang mencoba semua metode terapi yang tersedia akhirnya akan berhasil.

PERAN PERAWAT DALAM MANAGEMENT INFERTILITAS

Pengkajian Keperawatan
Ketidakmampan terjadinya kehamilan biasanya berhubungan dengan abnormalitas anatomi dan fisioloi sistem reproduksi. Dalam investigasi perlu pemeriksaan dari kedua pasangan. Ketika pasangan infertil butuh perawatan maka perawatan ini harus diberikan pada keduanya agar tidak timbul perasaan bersalah terhadap pasangannya. Keduanya perlu devaluasi secara sistematis terpadu dan dengan sikap empati.


Penyelidikan awal
Kriteria umum infertil adalah terjadinya konsepsi dalam satu tahun intercourse tanpa kontrasepsi. Pasangan muda yang beresiko tinggi infertil diantaranya ada riwayat STDs endometriosis.
Infertilitas komprehensif meliputi pemeriksaan pada semua faktor termasuk konsepsi dan pengkajian anatomi fisiologi reproduksi kedua pasangan meliputi hal-hal berikut :
- koordinasi hipotalamus-pituitary-ovarium
- fungsi tuba fallopi
- keadaan cervik dan endometrium
- koordinasi hypotalamus-pituitary-testis
- produksi dan mortilitas sperma
Frekuensi dan tehnik coitus serta tingkat emosi tiap pasangan harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi fertilitas

Interview
Pasangan yang pada tahap awal evaluasi infertil sering merasa sangat ketakutan, anxietas dan merasa malu bahwa ia tidak bisa hamil, atau malu karena untuk mengatasi masalahnya mereka akan membicarakan hubungan intim mereka dengan perawat dan pasti akan dilakukan pemeriksaan organ reproduksi. Sehingg dalam wawancara, perawat harus mampu memotivasi klien sehingga tercipta suasana kooperatif dengan tidak menghakimi dan tetap empati.

Pengkajian fertilitas pria
Masalah yang berhubungan dengan jumlah produksi sperma dan mortalitas, 35-40 % menjadi faktor yang mempengaruhi timbulnya infertilitas dalam semua kasus. Dari literatur lain dikatakan bahwa infertil yang terjadi dari faktor pria seitar 40-50 %

Pemeriksaan fisik
Abnormalitas alat genital pria menunjukkan adanya kemungkinan yang menyebabkan menurunnya jumlah sperma dan motilitas yang menjadikannya sebagai penyebab infertil.
Abnormalitas fisik yang mungkin adalah sebagai berikut :
- Cryptorchidsm (testis tidak turun)
- Hypoplasti testis
- Atropi testis
- Varicocele (varices vena scrotum)
- Riwayat hernia
- Kelainan struktur lain (genitourinary, endokrin immunologi)
Analisa semen
Pemeriksaan lab semen penting untuk mengetahui adanya infertilitas. Penjelasan yang akurat pada klien dapat mencegah kesalahan hasil test. Spesimen diambil dari “fresh ejaculate” melalui masturbasi setelah periode pantang 2-3 hari. Spesimen yang baru diambil, langsung dimasukkan ke wadah kaca kering dan bersih lalu segera bawa ke lab. Dan langsung diperiksa. Petugas lab harus mengetahui waktu pengambilan spesimen karena cairan semen akan menggumpal segera setelah ejakulasi antara 20-30 menit.
Spesimen yang dianalisa meliputi volume, densitas, motilitas, morfologi abnormal, leukosit dan bakteri seharusnya tidak terdapat spesimen. Keadaan normal harus didasarkan pada sekurang-kurangnya dua spesimen dan penaksiran yang tepat pada spesimen yang abnormal membutuhkan sekurang-kurangya tiga analisa, sehingga perlu penilaian ulang secara berkala. Sesuai interval spermatogenesis 60-90 hari.
Berkurangnya volume sperma merupakan indikasi dari kurangnya konsentrasi sperma volume <>60 % sperma hidup harus bergerak aktif pada 2 jam setelah ejakulasi, sperma hidup yang tidak bergerak, tidak mampu melakukan penetrasi ke telur yang siap dibuahi
Bentuk normal (kepala ganda, bentuk immature), jika 40 % dari jumlah total sperma tidak normal, berarti ada kesalahan saat spermatogenesis
Azoospermia, tidak ada sperma saat ejakulasi


Nilai normal analisa semen
Volume
Jumlah
Motilitas

Leukosit
Bakteri
PH
Morfologi
2-5 ml
> 20 juta/ml
> 60 % setelah 1 jam
> 50 % setelah 2 jam
Tidak ada
Tidak ada
7,2-7,8
< 40 % dari total Pemeriksaan Fertilitas wanita Faktor pada wanita yang menyebabkan infertil sebesar 40-50% dan sebetulnya pengaruh wanita terhadap fertilitas jauh lebih kompleks dibanding pria. Pemeriksaan fisik Faktor yang mempengaruhi fertilitas sebagai berikut : 1. Proses penyakit (gangguan tyroid, diabetes, hipertensi, infeksi, heart disease 2. Status nutrisi dan rasio lemak tubuh, < 10 % indikasi malnutrisi yang dapat menyebabkan anovulasi (green et al, 1998) Pemeriksaan pelvis menunjukkan adanya masalah reproduksi · Massa pada ovarium kista · Tenderness pelvis sebagai tanda infeksi kronis subakut, lakukan screening terhadap chlamydia dan gonorrhea · Adanya nodul sepanjang ligament uterosacral, retrofleks uterus sering dihubungkan dengan endometriosis · Kelainan cerviks sebagai akibat terpaparnya uterus leh diethystil bestrol estrogen non steroid buatan yang telah digunakan secara luas untuk mencegah kegugran · Cervicitis atau dysplasia cervi dapat menurunkan jumlah dan kualitas mukus cervik Pengkajian ovulasi Kegagalan ovulasi merupakan salah satu penyebab infertil 20 % dari semua masalah reproduksi, wanita usia diatas 35 tahun, pola dan kualitas ovulasi menurun dan menjadi pendukung terhambanya dan mengurangi fertilitas. Untuk mengetahui efektivitas ovulasi yang harus dikaji adalah sebagai berikut : 1. Riwayat menstruasi, siklus tidak teratur, amenorrhea menunjukkan ovulasi jarang terjadi, disfungsi koordinasi hipotalamus-pituitary-ovarium 2. Pemeriksaan mukus serviks Test diagnostik ovulasi 1. Kadar progesteron pada fase lutheal biasanya 10 mg/ml dalam siklus memungkinkan terjadi konsepsi kadar 5 mg/ml menunjukkan aktivitas ovulasi 2. Biopsy endometrium, perubahan hormonal dan struktur secara progresif setelah ovulasi Pengkajian uterus Keadaan uterus berhubungan erat dengan fungsi ovulasi. Endometrium harus sesuai dengan pola hormonal dan struktur uterus harus bisa menjadi tempat implantasi dan pertumbuhan embrio. Masalah yang berhubungan dengan uterus sebagai berikut : 1. Asherman’s syndrome, infksi kronis pada uterus akibat kehamilan, sering melakukan aborsi, riwayat curret therapeutik maupun evaluasi 2. Tumor benigna fibroid, perubahan cavum uteri dan menghambat implantasi dan perkembangan kehamilan 3. Kelainan bentuk kongenital, meliputi kelainan ukuran dan bentuk uterus, tuba dan vagina dapat dikoreksi dengan pembedahan. Pengkajian tuba · Jaringan parut akibat infeksi, gonorrhoe salpingitis akut, chlamydia, infeksi pelvis non spesifik, infeksi yang berhubungan dengan penggunaan alat intrauterin, kista ovarium, peritonitis dari ruptur appendix · Endometriosis, kondisi dimana jaringan endometrium terdapat di cavum peritonium Test Diagnostik untuk kelainan tuba 1. Hysterosalpingogram, prosedur dengan x-ray untuk mengetahui penyebab yang menghalangi tuba 2. Laparoscopy melihat bagian uterus dengan hysteroscope atau laparoscope, selain itu dengan test ini kita dapat melihat area pelvis. Tumor fibroid, serta kelainan uterus yang lain Pengkajian serviks Jumlah dan kejernihan lendir dengan spinbarkeit, PH normal 6,5 Uji sims Huhner, pasca coitus 2-4 jam untuk menilai jumlah dan pergerakan spermatozoa Faktor penghambat fertilitas nonmedis 1. lubricant, mungkin menghambat motilitas sperma atau bahkan bersifat spermisid (hatcher et al.,1994) 2. Pembilasan vagina postcoital. Oleh karena itu wanita dianjurkan untuk berbaring telentang selama 5 menit setelah coitus untuk mencegah hilangnya semen secara cepat dari vagina 3. Ejakulasi prematur dapat mencegah semen mencapai serviks. Ejakulasi prematur ini merupakan hal yang memalukan dan dapt menyebabkan frustasi bagi pria, hal ni dapat diatasi dengan latihan khusus dan posisi alternatif untuk coitus 4. faktor psikogi, pekerjaan, keuangan, stress, depresi, fatique, mungkin dapat menurunkan fertilitas. Stress dan frustasi serta anxietas menghambat terjadinya ovulasi 5. Masalah fisik yang dapat mencegah intercourse (vaginismus), al ini masih bisa diperbaiki 6. Kurang pengetahuan tentang seksualitas dan anatomi fisiologi juga dapat mengganggu fertilitas. Penting bagi perawat untuk memberikan pendidikan keehatan bagaimana meningkatkan kemungkinan konsepsi alami. Asuhan keperawatan pada pasangan infertil Tujuan Asuhan Keperawatan :
1. Mendapatkan pengkajian lengkap melalui observasi perilaku, catatan dan wawancara
2. Memberikan penjelasan yang sangat dibutuhkan, pada keadaan infertil dan kebebasan memilih pertolongan/bantuan
3. Mengatasi kecemasan klien dengan memberikan informasi dan support emosioanal
Catatan : Ketika usaha sudah maksimal, tetapi Alloh belum memberikan amanah kepada qta, yakinlah bahwa ada hikmah dibalik semua itu. Luangkan sejenak waktu untuk membaca kisah ibunda kita St Aisyah, siapapun tak akan meragukan kesholehannya. Bukankah dia pun tidak mempunyai keturunan…….??, dan itu tidak mengurangi kemuliannya, tidak mengurangi kesempurnaannya sebagai seorang perempuan, ummul mukminin qta. setiap kita ada kekurangannya, dan itu tidak masalah. Toh didunia ini kalaupun bahagia tidak 100%, dan sengsarapun tidak 100 %, bahagia yang seutuhnya nanti di surga dan seburuk-buruk sengsara nanti di neraka. Dan yakinlah bahwa Alloh itu maha Adil, Mungkin kita dipermudah dalam rijki yang lain, misalnya punya pekerjaan yang baik, pasangan yang nyaah (bhs: sunda artinya sayang yang begitu mendalam), keluarga yang baik, bersykurlah atas semua itu niscaya kita tetap bahagia. Wallohu a’lam
* Penulis adalah dosen Maternitas di Stikes Harapan Bangsa, dan saat ini tercatat sebagai mahasiswa pasca sarjana Universitas Indonesia (PS 08), beliau bisa dihubungi di r4ud0h@ yahoo.co.id Daftar Pustaka Hamilton, Mary. Dasar-dasar keperawatan maternitas, Edisi 6 1995. EGC Jakarta Reedr, J Sharoon, Martin, L. Leonide Griffin. Maternity nursing 18 th edition lippincott Berbagai sumber lainnya.

0 komentar: